Kehilangan

16.57

Nama saya Aisyah Rahmatul Alam, perempuan kelahiran sembilan belas tahun yang lalu di sebuah kota kecil dekat ibu kota yang padat. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara, satu kakak laki-laki dan satu perempuan. Ibuku seorang ibu rumah tangga yang baik dan selalu bangun sebelum suami dan anaknya bangun. Bapakku seorang pedagang keliling. Hidup kami sangat sederhana dan berkecukupan.Orang tuaku adalah perantau dari kota yang amat kecil nan jauh disana.Sekarang, kami bertempat tinggal di kota kelahiranku.

Aku sekarang melanjutkan kuliah di salah satu jurusan yang selalu aku dambakan sejak duduk di bangku menengah atas. Tempat kuliah yang jauh membuatku terpisah jarak dengan keluargaku. Yah, merantau. Sama seperti yang dilakukan orang tuaku untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Kehidupanku sejak merantau sangat berbeda 360 derajat. Dulu di rumah, apapun sudah tersedia tapi sekarang semua harus berusaha.Pelajaran berharga yang aku dapat dari perantauan ini adalah "usaha". Semua hal baik harus didapatkan dengan usaha yang maksimal.

Rutinitasku setiap hari selalu sama. Yah idem. Kadang membuatku bosan dan jenuh. Sering menangis sendiri karena sudah jenuh maksimal.Tapi demi keluargaku, aku harus tetap tetap dan terus berusaha. Kerinduan akan "rumah" selalu datang menjemput, tapi sesegeraku tepis dengan pikiran-pikiran yang menjanjikan.

Akhir-akhir ini kehidupanku didatangi oleh pikiran yang membuat ku terus memikirkannya. "Apa makna 'kehilangan'?". Yah selalu saja terbesit untuk mencari jawabannya. Akhir-akhir ini, aku juga sering bermimpi tentang kehilangan. Kehilangan sosok bapak dan ibu dalam sekali waktu. Mimpi itu sangat jelas tergambar dalam dimensi tidurku. Mimpi pertamaku kehilangan sosok bapak. Aku hanya terdiam menangis terbujur lemah di salah satu sudut. Mimpi keduaku kehilangan sosok ibu. Sama. Aku hanya terbujur lemah menangis terdiam.

Jujur saja, jika itu terjadi padaku, aku belum sanggup. Aku belum mengerti makna "kehilangan" dan bagaimana memaknai kehilangan itu sendiri. Bagiku bapak dan ibu adalah segalanya dalam hidupku. Mereka pelita dalam hidupku. Aku selalu berdoa untuk diberikan yang terbaik baik orang tuaku. Diberi kesehatan, kebahagiaan, serta umur yang panjang.

Aku sangat salut kepada orang-orang yang telah kehilangan orang tuanya, namun ia bisa mengerti makna kehilangan itu dan menjalani kehidupan seperti sediakala.

Apa makna kehilangan dan bagaimana memaknainya? Aku belum mengerti. Mungkin ketika esok umurku mulai beranjank, seiring itu aku kan mengerti. Mungkin.


+Selesai+

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images